MENGENAL AGAMA MARAPU

 

AGAMA MARAPU


Pembuka

Blog ini akan  mencoba untuk mempelajari sebuah agama lokal dari Indonesia yaitu Agama Marapu dalam rangka untuk menambah wawasan serta mempererat tali toleransi antar umat beragama. Agama Marapu memanglah tidak sebesar Agama-Agama dunia namun Agama ini tidak kalah kompleks dengan Agama-Agama dunia. Konsep kepercayaan yang  ada tidak hanya sekedar tentang penyembahan saja namun ada juga nilai nilai filosofis didalamnya. Hal ini sangat menarik untuk dibahas dan dipelajari karena kekompleksitas terssebut jarang ditemukan pada Agama lokal lain. Sekian dari saya semoga Blog ini dapat bermanfaat, jika terdapat kesalahan penulisan maupun kesalahan informasi, kami tunggu kritik beserta sarannya.

Gambaran umum

Marapu atau Marappu adalah sebuah Agama asli Nusantara yang berasal dari provinsi NTT atau lebih tepatnya di pulau Sumba,Indonesia. Pulau yang dihuni oleh  685.186 jiwa (2010) merupakan tempat lahirnya Agama Marapu walau terdapat banyak pemeluk Agama Marapu, tidak sedikit pula penduduknya memeluk Agama-Agama lain seberti Islam, Katolik, dan Kristen.

  Secara harfiah marapu berasal dari 2 kata yaitu "Ma" (yang) dan "Rappu" (Tidak disebut/Satu/Pemali/Sakral):"Yang Sakral", "Yang Pemali", dalam ranah agama diartikan sebagai tuhan yang disembah/ sang pencipta (WIKIPEDIA, edit 18 Januari 2024, pukul 01.00.).

Praktik-praktik keagamaan masyarakat Marapu sendiri sangat erat hubungannya dengan roh-roh gaib dalam pemujaan-Nya. Roh-roh gaib menjadi perantara  doa dan harapan masyarakat Marapu kepada sang pencipta alam (Tuhan).


 Konsep kepercayaan

Agama Marapu merupakan Agama monoteistik, dimana penganut ajarannya melakukan pemujaan kepada sang pencipta tunggal melalui perantara arwah-arwah leluhur.  Artinya walaupun arwah-arwah leluhur yang lebih ditonjolkan dalam upacara upaca keagamaan namun hakikat utamanya adalah untuk memuja dan meminta pertolongan pada sang pencipta/ Tuhan yang maha Esa.

Agama ini mempercayai adanya pencipta manusia dan seluruh alam yang ada disekelilingnya, pencipta/ Tuhan ini sangat disakralkan dan bahkan hakekat dari-Nya pun tidak dapat diketahui.  Pengakuan pengakuan terhadap adanya Yang Maha Pencipta ini hanya ditunjukan melalui kata kata atau kiasan didalam upacara upacara keagamaan. Hal ini bisa terjadi karena dipercaya bahwa sang pencipta tidak ikut campur dalam urusan manusia (duniawi) dan hakekat dari-Nya pun tidak mungkin dapat terdefinisikan/ diketahui oleh manusia fana.

Selain sang pencipta/ Mawulu Tau-Majii Tau, penganutnya juga mempercayai adanya roh-roh serta makhluk gaib yang hidup Bersama mereka seperti patau tana (roh-roh halus yang berasal dari alam), mamarungu (roh jahat yang berasal dari manusia), Maranongu (roh halus yang memiliki sifat baik), katiku kamawa (roh halus yang bukan berasal dari manusia nemun memiliki sifat jahat), bumbu (makhluk halus berupa kambing Jantan yang suka menggangu manusia), dan kekuatan gaib. (WIKIPEDIA, edit 18 Januari 2024, pukul 01.00.)

Terlepas dari hal hal yang bersifat gaib, mereka juga mempercayai unsur unsur fana yang memiliki pengaruh dalam berkehidupan. Contohnya seperti ngilu katu (angin yang bertiup), tokoh tokoh manusia( tokoh tokoh yang memiliki kekuatan gaib),  bagian tubuh manusia, Binatang, tanaman, benda-benda dan suara-suara.(WIKIPEDIA, edit 18 Januari 2024, pukul 01.00.)

Seperti halnya agama agama Abrahamik, agama Marapu juga mempercayai adanya dunia setelah kematian, pemeluk agama Marapu percaya bahwa kehidupan didunia hanyalah sementara dan akan memasuki dunia yang kekal yaitu dunia roh disurga yang dikenal sebagai prai marapu.

Kebudayaan marapu

Lambang/ simbol agama marapu meliputi perhiasan emas atau perak, terkadang berupa patung/ Guci yang disebut taggu marapu. Lambang kebesaran dan kehadiran Umbu Endalu ialah sebuah perhiasan mas dengan panjang 8 cm dan bergaris tengah 12 mm. Selain itu terdapat pula dua buah guci yang disebut mbalu rara-kihi muru (guci merah dan hijau). Guci merah melambangkan bumi, sedangkan guci hijau melambangkan langit. Ketika dilakukan upacara wunda lii hunggu-lii maraku (upacara persembahan kepada Umbu Endalu yang diselenggarakan delapan tahun sekali). (Djawa, 2014))

Benda-benda upacara yang dikeramatkan itu disebut Tanggu Marapu (bagian leluhur). Tanggu marapu dapat dibagi ke dalam dua golongan yaitu tanggu marapu la hindi dan tanggu marapu la kaheli. Tanggu marapu la hindi. Bagian Marapu diatas loteng yaitu benda benda yang sangat disakralkan dan hanya boleh disentuh oleh Ratu dan Paratu ,biasanya terbuat dari emas. Tanggu marapu la kaheli yaitu benda benda pusaka berupa perhiasan mas perak, kain kain, dan yang lain sebagainya pusaka ini memang disakralkan namun tidak sesakral pusaka tanggu marapu la hindi. (Djawa, 2014)

Tempat pemujaan penganut Agama Marapu adalah berupa bagian atas dalam menara uma bokolu atatau rumah besar, namun tidak semua rumah besar dijadikan sebagai tempat pemujaan, hanya Uma Ndapataungu-Panongu Ndapakelangu yang tidak boleh dihuni oleh manusia.(Rahardian, 2016)

Selain rumah, terdapat tugu tugu yang dijadikan sebagai tempat pemujaan. Tugu tugu ini dinamakan katuada biasanya terbuat dari sebatang kayu kunjuru atau kayu lanawa serta sisi-sisinya diletakkan batu putih. Batu putih berfungsi sebagai tempat meletakkan persembahan. Katuada sendiri punya bermacam macam tergantung fungsi dan tempatnya, beberapa contohnya adalah  :

  •          Katuada kawindu (tugu halaman), tugu sembahyang yang dipancangkan di halaman setiap rumah. Pada tugu inilah tiap-tiap keluarga batih melakukan upacara pemujaan kepada dewa-dewi agar dijauhkan dari bahaya penyakit. Selain itu dari tugu ini pula para marapu dari luar rumah diajak masuk bila ada upacara di dalam rumah, dan sebaliknya para marapu yang berada di dalam rumah diajak ke luar bila ada upacara di luar rumah.
  • ·         Katuada paraingu ( tugu kampung ), tugu sembahyang yang dipancangkan di muka uma bokulu. Tugu ini merupakan tempat upacara yang meliputi kepentingan seluruh warga paraingu atau warga kuataku, misalnya pada upacara hiri paraingu, puru la manangu dan pamangu langu paraingu.
  • ·         Katuada pindu (tugu pintu), tugu sembahyang yang dipancang di pintu kampung dan merupakan tempat upacara sembahyang untuk menolak mara bahaya dari luar kampung. Selain itu sebagai tempat untuk mengajak para marapu dan para arwah lainnya agar masuk ke kampung bila ada upacara. Demikian pula sebaliknya.

  • ·         Ketuada padangu (tugu padang), tempat melakukan upacara sembahyang di padang rumput untuk meminta agar hewan ternak berkembang biak dengan baik
(WIKIPEDIA, edit 18 Januari 2024, pukul 01.00.).


Praktik keagamaan

Dalam pelaksanaan upacara upacara keagamaan, praktik nya dipimpin oleh seorang ratu/ pendeta. Waktu Setiap pelaksanaan upacara upacara keagamaan Agama Marapu ditetapkan berdasarkan kalender adat yaitu tanda wulangu. Kalender ini tidak dapat diubah/ ditiadakan karena telah ditetapkan berdasarkan huku-nara (hukum dan tata cara) para leluhur. Masyarakat percaya jika hukum ini dilangar akan meniimbulkan kemarahan roh roh para leluhur yang berdampak buruk pada kehidupan manusia kedepannya.

Didalam Agama Marapu sendiri hubungan manusia dengan alam gaib perlu dijaga agar selalu tetap dalam irama keseimbangan. Dalam hal ini hubungan dengan alam gaib adalah hubungan antara manusia dengan roh roh. Dengan harapan roh-roh akan senantiasa mengawasi dan menghukum keturunannya jika melanggar hukum huku-nara dan menjaga keseimbangan alam semesta. Upacara upacara yang dilaksanakan pada masa-masa kritis/ genting suatu individu.

 Salah satu ritual utama Marapu adalah Wulla Poddu, yang merupakan bulan suci bagi umat Marapu. Bulan suci ini berlangsung pada bulan Oktober hingga November Selama bulan ini, umat beriman harus mengikuti sejumlah larangan.Larangan tersebut antara lain tidak  membangun rumah, berpesta, berhubungan intim dengan pasangan, memperbaiki rumah terutama  atap, menabuh gong, dan menangis jika ada yang meninggal. Pada bulan Wulla Poddu, umat beriman juga diwajibkan berpuasa dari makan daging anjing dan babi. (Bobobox, 2022)

 Selain itu ada juga Upacara kehamilan dan kelahiran, pada massa khamilan dan kelahiran ada beberapa peristiwa penting yang harus mendapat perhatian orangtua dan kerabatnya. Seperti halnya upacara pamandungu pelungu upada bulan ke empat kehamilan serta menghindari pantangan pantangan untuk bayi dan kandungan. Kemudian dilanjut dengan upacara kelahiran (Hamayangu), serta lanjut dengan upacara kelahiran yang lainnya.(WIKIPEDIA, edit 18 Januari 2024, pukul 01.00.)

 Penutup 

Dengan menguraikan gambaran umum, konsep kepercayaan, budaya, dan praktik keagamaan dari Agama Marapu di pulau sumba diharapkan dapat memberikan informasi yang tepat dan berguna bagi masyarakat luas. Semoga blog ini dapat memberikan informasi baru dan memperkaya pemahaman kita tentang agama, serta menginspirasi kita untuk terus menjalani hidup dengan penuh kedamaian, kasih sayang, dan pengertian terhadap sesama umat beragama.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini